Sosok Imam Mahdi adalah sosok yang istimewa. Beribu tahun
yang lalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sudah mengabarkan tentang
kemunculannya, ciri-ciri dan apa yang akan beliau lakukan ketika memimpin
penduduk bumi ini. Sosok figur yang ditunggu kedatangannya di akhir zaman
nanti, oleh segenap manusia.
Tak ayal, banyak orang mengaku sebagai imam Mahdi. Padahal
jauh panggang dari apinya. Mungkin hanya bermodal mimpi, kemudian di pagi hari
dia mengumumkan kepada khalayak, “Sayalah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu..”
Subhanallah.. Namun, kebodohan membuat seseorang buta. Buta logika dan nurani.
Mana ada Imam Mahdi muncul di tanah nusantara?!
Maka dengan ilmu, seorang menjadi terbimbing.
Ilmu, membuatnya tak mudah terkecoh oleh hasutan-hasutan tak
berdasar.
Lantas seperti apakah ciri Imam Mahdi yang asli?
Banyak hadits sahih yang menerangkan kemunculannya di akhir
zaman nanti. Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad hafizhahullah (Salah seorang ulama
pakar hadits di Madinah saat ini) pernah meneliti hadits-hadits tentang Imam
Mahdi, kemudian beliau menemukan kesimpulan bahwa ada 26 sahabat yang
meriwayatkan hadits tentang Imam Mahdi. Ada 36 kitab hadits yang menukilkan
hadits tentang Imam Mahdi, di antaranya Sunan An-Nasa’i, Sunan Abu Dawud, Sunan
Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah. Demikian
pula tertulis dalam Musnad Imam Ahmad, Shahih Ibnu Hibban dan Mustadrak
Al-Hakim.
(Lihat: Al-Qiyamah As-Sughra, hal 216).
Sampai-sampai sebagian ulama menyimpulkan bahwa
hadits-hadits tentang Imam Mahdi telah sampai derajat mutawatir ma’nawi.
(Lihat: Al-Qiyamah As-Sughra, hal 215).
Diantara hadits tersebut adalah:
Hadis Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi
shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
يخرج في آخر أمتي
المهدي ، يسقيه الله
الغيث ، وتخرج الأرض
نباتها ، ويعطي المال
صحاحا، وتكثر الماشية ،وتعظم
الأمة ، يعيش سبعا
، أو ثمانيا
، يعني حججا
“Pada akhir umatku akan keluar
Al-Mahdi. Allah menurunkan hujan kepadanya, bumi menumbuhkan tanamannya, harta
dibagi-bagikan, banyaknya binatang ternak dan umat ini menjadi mulia. Dia akan
hidup selama tujuh atau delapan tahun; yaitu tujuh atau delapan musim haji.”
(HR. Al-Hakim, disepakati oleh Adz-Dzahabi)
Hadits Ummu Salamah radhiyallahu ’anha, beliau pernah
mendengar Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
المهدي
من عترتي من ولد
فاطمة
“Mahdi muncul dari anak keturunanku,
melalui jalur keturunan Fathimah.” (HR. Abu Dawud)
لا تنقضي الدنيا حتى
يملك العرب رجل من
أهل بيتي يواطئ اسمه
اسمي
“Dunia ini tak akan berakhir sampai
jazirah Arab dikuasai oleh seorang dari ahli baitku. Namanya menyamai namaku.”
(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
Dalam riwayat Abu Dawud dinyatakan,
يواطئ اسمه اسمي واسم
أبيه اسم أبي
“Namanya sama dengan namaku,
demikian pula nama ayahnya sama dengan ayahku.”
Inilah Imam Mahdi
Dari hadits-hadits yang ada, di antaranya yang telah
disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan:
Pertama, kemunculan Imam Mahdi adalah tanda dekatnya kiamat
besar.
Kedua, Imam Mahdi akan menjadi khalifah di muka bumi selama
7 atau 8 musim haji. Pada masa kepemimpinan beliau, keadilan dan kesejahteraan
akan tersebar di seluruh penjuru bumi.
Ketiga, Imam Mahdi berasal dari garis keturunan Rasulullah.
Tepatnya pada keturunan putri beliau Fatimah. Namanya sama dengan nama
Rasulullah, nama ayahnya juga sama dengan nama ayah Rasulullah.
Keempat, ciri fisik beliau, beliau memiliki hidung yang
mancung, dahi yang lebar.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengabarkan,
المهدي
مني أجلى الجبهة أقنى
الأنف يملأ الأرض قسطاً
وعدلاً كما مُلئت جوراً
وظلماً يملك سبع سنين
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku,
dahinya lebar, hidungnya mancung. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan,
setelah sebelumnya penuh dengan kekejaman dan kezaliman. Dia akan menguasai
dunia ini selama tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud dan yang lainnya)
Kelima, beliau akan mengimami shalat yang dimakmumi oleh
Nabi Isa ‘alaihissalam.
Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ’anhu, beliau berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
منا الذي يصلي عيسى
ابن مريم خلفه
“Dari keturunanku nanti akan ada
yang menjadi Imam shalat untuk Isa bin Maryam (yakni Imam Mahdi).” (HR. Abu
Nu’aim, dinilai shahih oleh Syaikh Albani)
Demikian.
Wallahua’lam bis shawab.
posted by lightmoeslem.blogspot.com
Sumber Mslim.or.id
0 komentar:
Posting Komentar