DI lingkungan masyarakat sudah terkenal sekali dengan adanya
roh gentayangan. Mereka percaya bahwa orang yang sudah mati bisa hidup kembali
berupa roh. Mereka juga beranggapan bahwa orang yang matinya tidak wajar
seperti bunuh diri ataupun di bunuh orang lain maka arwahnya penasaran. Arwah
tersebut akan meminta sesuatu agar arwahnya bisa tenang. Namun, adakah arwah
gentayangan dalam Islam?
Tentang arwah gentayangan atau hantu ini merupakan opini
yang salah kaprah. Bukan persoalan ada tidak orang yang telah diganggu oleh
hantu tersebut, tetapi dalam hal mengalamatkan siapakah yang menakut-nakuti
itu.
Memang ada riwayat yang menyebutkan adanya ruh manusia yang
melihat bagaimana orang-orang yang masih hidup memperlakukan jasadnya.
Seperti yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Nabi SAW
bersabda, “Jika jenazah telah siap, kemudian kaum lelaki memikulnya di atas
pundak-pundak mereka, maka jenazah itu orang shalih ia berkata: ‘Segerakanlah
aku!’, tetapi jika tidak (shalih), ia berkata kepada keluarganya: ‘Celaka, akan
kalian bawa kemana aku?’ Segala sesuatu akan mendengar suaranya selain manusia,
dan andaikan manusia mendengarnya niscaya akan jatuh tersungkur,” (HR.
Bukhari).
Hal ini juga dikuatkan pula oleh dua hal:
Pertama, keterangan yang shahih menyebutkan bahwa orang
kafir mendapat siksa kubur, sedangkan orang yang shalih mendapat nikmat di
kubur, bagaimana sempat mereka bergentayangan dengan berbagai motif misal balas
dendam, menolong temannya yang masih hidup atau mencari kesenangan lain di
dunia?
Kedua, andai saja orang yang telah mati diberi kesempatan
untuk beramal lagi, tentulah mereka memilih fokus untuk beribadah, bukan untuk
balas dendam atau yang lainnya. Lagi pula bagaimana dengan hisabnya di akhirat
jika dia membunuh setelah matinya? Bagaimana pula dengan catatan amalnya? Jelas
hal ini menyelisihi dalil-dalil qath’i yang menyebutkan bahwa manusia putus
amalnya ketika telah mati. Seperti hadits yang sudah sangat populer, “Jika
manusia mati, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yakni sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya,” (HR.
Muslim).
Allah dalam Q.S Al Mukminum: 99-100 memberitakan bahwa
orang-orang yang telah dikuburkan mustahil bisa kembali ke dunia, kecuali
dibangkitkan setelah hari kiamat. Orang-orang kafir (roh jahat) terkurung dalam
penjara alam kubur. Dan pada ayat lain (Q.S Arrum :56), jadi tidak ada kekuasaan
manusia (yang telah berada dialam kubur) untuk bisa kembali ke dunia ini.
Rasullah SAW mengabarkan bahwa setelah roh keluar dari tubuh
manusia (mati), roh itu diantar oleh malaikat menuju penciptanya (Allah).
Setelah itu dikembalikan kealam kubur. Di alam kubur roh mendapat pemeriksaan
oleh malaikat Munkar dan Nakir. Melalui pemeriksaan itulah roh ditempatkan pada
tempat yang layak baginya, “Kemudian dibukakanlah untuknya pintu ke arah surga.
Lalu kepadanya dikatakan; Inilah tempat tinggalmu dan itu pulalah yang
diserakan oleh Allah untukmu yaitu segala sesuatu yang ada di dalamnya. Mayit
itu merasakan kenikmatan yang besar dan umat berbahagia. Kemudian
dikeluarkanlah kuburnya itu sampai 70 hasta dan diberi penerangan di dalamnya.
Tubuhnya dikembalikan sebagai mana permulaan dahulu. Rohnya diletakkan di dalam
kelompok roh yang suci yaitu dalam tubuh seekor burung yang bertengger di salah
satu pohon surga,” (H.R Ahmad).
Berdasarkan keterangan al-Qur’an dan hadis maka jelaslah
bahwa tidak ada roh gentayangan, yang ada adalah roh orang yang mukmin tidak
bisa terangkat keatas gara-gara utangnya yang belum terbayar. Rasulullah SAW
telah menegaskan bahwa tidak ada hantu, di dalam arti roh mati kedunia
mengganggu manusia (HR. Muslim). Apa yang selama ini diyakini oleh sebagian
besar umat Islam hanyalah tipu daya setan dari bangsa jin. Setanlah yang
menyamar sebagai orang yang telah mati seperti dilihat oleh orang-orang yang
tertipu.
Setanlah yang masuk ke dalam tubuh manusia dan mengaku-ngaku
sebagi roh orang tua, atau orang-orang saleh. Karena hanya setan (jin) yang
diberi kemampuan oleh Allah untuk masuk ke dalam tubuh manusia, sebagaimana
keterangan Rasulullah SAW bahwa, “Sesungguhnya setan (jin) beredar di dalam
diri manusia seperti aliran darah,” (HR. Bukhari Muslim). []
Posted by lightmoeslem.blogspot.com
Sumber Islampos
S
Sumber Islampos
S